“A startup is a human institution designed to create a new product or service under conditions of extreme uncertainty”
Itu definisi ‘startup’ yang dituliskan oleh Akang Guru Eric Reis dalam bukunya; The Lean Startup
Menurut Bro Reis, ‘startup’ tidak ada urusannya dengan usia tua atau muda para pendirinya, bidang tech atau bukan, –bahkan usaha baru atau established ones
Yang penting usaha tersebut memenuhi tiga komponen ini:
> institusi manusia (bukan institusi jin, bukan juga manusia penyendiri)
> yang sedang menciptakan produk atau layanan baru
> di bawah kondisi ekstrim yang tidak menentu
Dua komponen pertama saja (institusi manusia + menciptakan produk/layanan baru), sudah mencoret banyak sekali jenis-jenis usaha yang kita kenal dari kategori startup
Komponen ke-tiga; beroperasi di bawah kondisi ekstrim tertentu, bakalan mencoret sebagian besar usaha yang tersisa
Tapi, apa juga faedahnya ‘berusaha di kondisi ekstrim’?
Well, ini akan membawa kita pada sebuah teori di buku lain ‘The Blue Ocean Strategy’ -tulisan Pak Kim dan Bu Mauborgne
Dalam lingkungan berkondisi ekstrim, tidak akan banyak organisme (atau organisasi) lain yang bisa bertahan hidup
Lingkungan minim persaingan (usaha) ini, diibaratkan sebagai ‘Samudra Biru’ oleh para penulis teorinya
Lingkungan penuh disrupsi, kemajuan teknologi yang cepat, data yang super banyak, pilihan bisnis model yang bebas, baru dan sulit diukur –justru akan membunuh sebagian besar usaha manusia
Tapi tidak untuk startups!
Kalau kita, di antara semua manusia, berhasil menemukan cara ‘how to breath under the sea. Then it is only logical, that we will be king, prince and princess of men under the ocean’
Kurang lebih begitu analoginya
So, mau belajar nafas dalam air? Banyak-banyaklah bergaul dengan hiu
Itu kenapa @torch.id kemarin membuat TorchTalk: Meet The CEO
Biar hiu-hiu ketemu hiu-hiu lain –dan anak-anak hiu 😁