Rasio perbandingan kelahiran bayi laki-laki dan perempuan di seluruh dunia adalah 101:100. Jadi ada satu anak laki-laki lebih banyak dibandingkan anak perempuan pada setiap 101 kelahiran. Tentu saja, ini tidak berlaku di keluarga saya, perbandingan di keluarga saya sih 3:0 … 🙂
Btw, hal ini juga tidak berlaku sama rata di seluruh dunia. Di Eropa, Amerika dan Australia lebih banyak populasi perempuan, sementara di dataran Asia ada lebih banyak laki-laki. Indonesia adalah satu dari sedikit negara yg populasinya dianggap seimbang/sama banyak. *) jadi gak banyak alasan utk menjomblo 😉
Walau lebih banyak lahir bayi laki-laki, ternyata perempuan umumnya lebih panjang umur. Sehingga di golongan manula rasionya justru terbalik, lebih banyak jumlah perempuan.
Para peneliti menemukan bahwa ternyata laki-laki lebih sering mengidap penyakit seperti tekanan darah tinggi dan jantung. Lalu tentu saja populasi laki-laki akan menurun setiap terjadi perang. Menariknya adalah ada beberapa hasil penelitian yg menunjukkan bahwa wanita akan lebih banyak melahirkan bayi laki-laki pada saat perang. Seakan-akan ada semacam ‘kesadaran kolektif’, untuk kembali menyeimbangkan proporsi laki-laki dan perempuan.
Banyak hal lain yg bisa mengubah proporsi ini. Misalnya naiknya temperatur lingkungan yang cenderung akan menaikkan kelahiran bayi laki-laki. Sementara rupanya ekonomi negara yg maju akan memperbanyak kelahiran bayi perempuan. Aneh ya ?
Sampai sekarang rupanya para peneliti belum bisa menjelaskan secara pasti kenapa proporsi (kurang lebih) 50:50 itu selalu terjaga. Jelas bahwa jumlah kromosom X dan Y yang seimbang pada mamalia memiliki peran. Tapi kenapa proporsinya agak berbeda pada setiap ras, negara, bahkan pada masa dan situasi2 tertentu? Siapa yang ngatur?
*) edisi baca Wikipedia di malam senin
*) Repost status Fb tahun lalu