Torch ID : Material Startup vs Material Kakap

Karena saya bukan orang baru di dunia tas, saya tahu pasti salah satu faktor yang membuat The North Face, Deuter, Jansport,  bahkan Kipling, sehingga akhirnya berhasil mendapatkan kepercayaan dari para konsumennya selama berdekade-dekade adalah Material Kelas Wahid!
Jadi, tiga tahun yang lampau, ketika kami memutuskan akan ikut bersaing di dunia bisnis tas Indonesia, saya sebenarnya menyadari bahwa ada ‘lubang besar’ di rantai suplai kami. Lubang besar ini diciptakan oleh kosongnya suplai material berkualitas yang bisa kami akses untuk menjadi material utama tas kami.
Tidak hanya startup, merk-merk ‘made in Indonesia’ yang kawakan pun, justru setengah hati ketika bicara teknologi material. Padahal rasanya tidak mungkin memproduksi produk-produk handal yang terbuat dari material asal-asalan.
Tanpa Corning Gorilla Glass, apakah kita yakin akan muncul desain Smartphone touch screen seperti yang selalu kita tenteng-tenteng itu?
Dan …
tahukah kita bahwa Asus memutuskan untuk melakukan belasan proses treatment aluminium untuk menghasilkan cover Zenbook mereka yang signature-nya kuat sekali itu. Bayangkan, belasan proses rumit hanya demi sebuah citra estetika sebuah material.
——
Kalau kita bercermin sedikit pada sejarah industri lokal; clothing company dan distro yang sempat merajai Indonesia di awal tahun 2000an. Kita bisa melihat contoh kelemahan kita pada bidang pengembangan teknologi material.
Selama masa dua dekade kejayaan pengusaha-pengusaha ini, sedikit sekali material baru yang tercipta karena persaingan antar pengusaha-pengusaha muda ini. Padahal persaingan antara brand-brand saat itu sangatlah keras.
Jawaban dari pertanyaan “Ini pake bahan apa?“. Hampir selalu “Ini katun kombet“.
Sebuah mispronunciation dari Combed Cotton alias kapas yang disisir agar bulunya lurus dan halus. Yahtak perlu dipermasalahkan lah mispronunciation-nya. Lidah kita kan memang berbeda.
Tapi kita harus berani mengkritik diri kita sendiri yang tidak pernah peduli pada inovasi di hulu industri: Inovasi material.
—-
Untungnya kami di Torch Id percaya bahwa ‘setiap amalan itu bagaimana niatnya’ dan ‘setiap produk itu bagaimana material pembentuknya’.
Jadi, sejak tiga tahun yang lalu kami berputar-putar mengelilingi berbagai kota di Indonesia dan beberapa negara di dunia hanya untuk menemukan partner-partner yang mau dan mampu mengembangkan signature materials untuk Torch.
Sebuah startup berani mengembangkan material sendiri? Kenapa tidak? Kami tidak mau menjadi perusahaan yang akhirnya gulung tikar –lalu menyalahkan pasar– karena kami terlalu takut membuka wawasan dan tidak berani mencoba sesuatu yang baru untuk konsumennya.
Alhamdulillah, setelah beberapa tahun ini pengembangan material tidak hanya menjadi program-program reguler di sini, tapi sudah menjadi budaya kreatif kami. Kalimat ‘pakai material apa, ya?’ sepertinya sudah jamak di sini — di sebuah kantor di ujung timur Kota Bandung.
Video yang saya tampilkan di sini adalah salah satu material utama tas-tas kami yang pada awalnya harus melampaui banyak cobaan; bukan hanya tes berulang-ulang dengan berbagai standar Indonesia dan Amerika, –tapi juga penolakan-penolakan dari banyak agen tas yang dulu menganggap bahwa material ini terlalu tipis.
Ketik dulu agen berkata seperti itu, yang kita bisa lakukan adalah stick to the concept dan berbisik bahwa “Bukan material kita yang terlalu tipis, tapi material kalian yang ketebelan. Soalnya kalau traveling pakai material tebal, berat dong bro.”
Nahhh ….  kalau soal kekuatan, silahkan lihat video ini ketika kita memotong material tas torch dan material polyester yang biasa dipakai banyak merek tas lain, menjadi pita selebar 1 cm dan ditarik ke bawah untuk mencoba kekuatannya.
—–
—–
Kelihatan ‘kan bedanya? 😉
——-

2 Comments Add yours

  1. bikepackid berkata:

    Wah keren nih, saya sejak dahulu selalu memiliki ketertarikan tersendiri terhadap tas. Saat ini saya sedang mencari tas yang bisa digunakan untuk hiking, bersepeda, traveling, dan cukup stylish untuk kuliah (pengennya punya satu tas biar minimalis). Saat berselancar di website torch.id saya tertarik dengan tas seri Yamato. Namun ada satu hal yang mengganjal di hati, bahwa tas tersebut tidak memiliki chest strap yang menurut saya sangat penting dalam sebuah tas agar tas tersebut tetap stabil saat digunakan ketika hiking, motoran, bersepeda, dll. Juga chest strap dapat membantu membagi beban agar ke bagian dada agar punggung tidak pegal. Saya yakin om Ben juga sudah mengetahui hal tersebut. Mohon maaf jika mungkin pendapat saya salah dan kurang tepat karena hanya berdasarkan pengalaman pribadi yang belum mencicipi banyak tas.

    Suka

  2. Atok Prasetyo berkata:

    mau tanya min
    kalau pembayaran menggunakan aplikasi DANA
    apakah harus konfirmasi transfer manual ?
    terimakasih

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.