Kang M Ridwan Kamil harus berhasil mewujudkan Bandung menjadi kota dengan public transport terbaik di Indonesia. Karena bukan hanya masalah kemacetan yang akan terpecahkan, tapi juga masalah ke-jomblo-an yang merajalela 🙂
Harus diakui, bedanya Bandung dan kota lain adalah kelebihan kualitas mojang dan jajaka yang berlalu-lalang di dalam kendaraan umumnya. Di Bandung mah angkot juga penuh dengan pilihan calon istri kualitas wahid.
Paling tidak itu saya alami di 20 tahun yang lalu di perempatan Sulanjana – Dago. Seorang remaja cantik (jiehhh … kita masih remaja!), calon Ibu dari anak-anaku tersayang, masuk ke dalam angkot st. hall – dago berwarna hijau di dekat perempatan Sulanjana-Dago. Detik itu juga, saya yang sedang duduk dengan hati kering di dalam angkot, berikhtiar agar ‘suatu saat cewek ini harus jadi istri saya!’
Alhamdulillah, posisi duduk di angkot yang memang cocok utk ‘PeDeKaTe’ akhirnya membantu mewujudkan impian saya. (yang mau tau triknya, japri aja … hahaha .. masa saya buka trik di sini …)
Teori saya nih, banyaknya anak muda yang teriak-teriak di sosial media tentang derita kejombloannya sebenarnya berhubungan dengan pilihan moda transportasi yang mereka pilih sekarang. Motor!
Kalian sendiri sih yang salah. Kenapa juga pada naik motor ke sekolah dan kampus. Mana bisa ‘negur sayang’ seorang mojang dari atas motor. Kalaupun kamu cukup berani malu, paling ceweknya kabur -karena kamu disangka geng motor –atau disangka mau minta uang parkir …. *sedih
Ayo, Kang Emil. Katanya peduli pada para jomblo muda. Perbaiki kualitas public transportnya. Sesudah itu biarkan cinta yang bekerja 🙂
————–
PS : Happy 13th anniversary my beloved Fanny. Semoga keluarga kita sakinah mawaddah warahmah. I love you.