Rasulullah bersabda, dalam salah satu hadist shahih riwayat al Hakim dalam kitab Mustadrak, “Nanti akan datang pemimpin-pemimpin yang kalian tidak suka beberapa keputusan mereka (karena bertolak belakang dengan hukum Allah) dan kalian suka dengan keputusan yang lainnya. Siapa yang memungkiri dengan hatinya (tidak suka dengan keputusan itu karena Allah melarang keputusan seperti itu), maka dia telah selamat (di akhirat hisabnya sudah tidak ada). Siapa yang memungkiri dengan lisannya dengan cara yang baik maka dia telah mendapatkan pahala. Dan hukuman akan datang kepada orang yang mendukung keputusan (salah) itu.”
Cara menasehati yang baik kepada pemimpin juga disebutkan dalam hadist lain, yaitu dengan ‘memegang tangannya dan berbicara secara empat mata.‘
Sahabat-sahabat Rasulullah kemudian bertanya, “Bolehkah kami memberontak pada pemimpin-pemimpin seperti ini?” Rasulullah menjawab, “Tidak boleh. Selama mereka tidak melarang kalian shalat.”
Dalam hadist lain disebutkan, “Nanti akan datang pemimpin yang kalian tidak suka, tapi kalian harus patuh dengannya. Yang kalian sudah dapat merupakan hak kalian maka bersyukurlah kepada Allah. Yang kalian belum dapat, mintalah kepada Allah (bukan kepada pemimpin itu).”
Bukankah telah dicontohkan dalam sejarah bahwa pemimpin-pemimpin dzalim masa lalu seperti Firaun, Namrud, dan lainnya, juga dimusnahkan oleh Allah SWT? Tidak usah khawatir. Jangan ragu pada Allah SWT.
—————————
Tulisan ini adalah penggalan ceramah Dr. Khalid Basalamah, MA. dalam Rangkaian ceramah Sirah Nabawiyah #17
Kitab Mustadrak adalah salah satu kitab yang ditulis oleh Al Hakim Naisaburi di tahun 405 H. Al Hakim menyatakan bahwa seluruh hadits didalamnya adalah shahih menurut syarat Imam Bukhari dan atau Imam Muslim. Namun banyak ulama juga yang menganggap bahwa Al Hakim sudah terlalu tua ketika dia menulis Kitab Mustadrak.
Silahkan berbeda keyakinan, tapi dari sedikit ilmu yang tertulis di atas saya jadi sadar mengenai betapa pentingnya shalat dalam agama ini–dan betapa lengkapnya ajaran islam, yang bahkan mengatur cara yang baik (humane) dalam menegur pemimpin.
Wallahu a’lam bishawab