Nusuk juga yang diceritakan ustadz syarief tadi pagi. Jadi ceritanya dulu ada seorang sahabat yang setiap kali menjadi imam shalat, selalu membaca surat pendek yang itu-itu lagi. Suratnya adalah Surah Al Ikhlas. ‘Qulhu’ kata orang sunda mah, salah satu surat paling pendek di dalam Al Quran. Empat ayat saja.
Dia sendiri tampak khusyu dan nyaman membaca surat ini –dan tidak ada tanda-tanda ingin sesekali membaca surat lain. Sehingga sahabat-sahabat yang sering menjadi makmumnya pun mengadu pada Rasulullah SAW. Pada akhirnya sahabat ini dipanggil oleh Nabi.
Rasulullah lalu bertanya, “Ya Sahabat, saya dengar kamu selalu membaca surat yang itu-itu lagi di setiap raka’at shalat kamu. Tidakkah kamu hafal surat lain?”.
“Oh, tentu saya hafal surat-surat lain, ya Rasulullah. Tapi saya sangat mencintai surat Al Ikhlas. Saya mencintai makna yang terkandung di dalamnya. Sehingga saya selalu ingin membacanya ketika saya shalat”, ujarnya.
Seperti kita ketahui, surat Al Ikhlas ini mengajari kita tentang ajaran-ajaran mendasar dan penting tentang keesaan Allah SWT, bahwa Dia adalah satu-satunya tempat kita bergantung, tidak beranak dan tidak diperanakan –serta tidak ada yang setara dengan-Nya.
Intinya, sang sahabat sangat tersentuh dengan kedalaman pesan yang terkandung dalam surat Al Ikhlas. Jadi ingin mengulang-ulang terus surat ini dalam shalatnya.
Apa yang kemudian dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW padanya?
“Engkau akan bersama dengan yang kau cintai.” Dan membiarkan sahabatnya itu meneruskan kebiasaan uniknya.
Apa maksudnya ‘engkau akan bersama dengan yang engkau cintai’?
Rupanya justru Rasulullah yang kemudian tersentuh dengan kecintaan sahabatnya ini pada Allah SWT. Sehingga beliau tidak berani mengubah kebiasaan unik sahabatnya ini. Beliau tahu bahwa hakikatnya bila seseorang mencintai sesuatu dengan amat sangat –maka (pada akhirnya) dia akan selalu bersama yang dia cintai itu– dalam bentuk dan situasi yang kadang sulit dinalarkan.
Ketika sang sahabat memperlihatkan kecintaan yang luar biasa pada penciptanya, maka tidak ada takdir lain bagi sahabat ini selain akan selalu bersama dan ditemani oleh Tuhannya yang kekal.
——–
*Jadi inget masa muda. Bisa ngomong ‘I love you’ aja, perasaan udah pencapaian banget.