Minggu lalu diajari sesuatu oleh seorang ustadz di Brebes yang dididik sebagai arsitek di Surabaya. Dia arsitek yang unik. Dia bilang bahwa dia tidak bakat jadi arsitek karena tidak pernah tega minta uang jasa pada kliennya.
“Adab mendahului Ilmu”, katanya pada saya. “Itu yang selalu ditekankan dalam pendidikan islam di pesantren kami.” Jika ‘Abah’ (sebutan pada Kyai di sana) berbuat salah, bukan berarti kami akan berhenti mencium tangannya. Abah kan manusia juga. Bisa dan biasa saja kalau berbuat salah. Kami tetap muridnya. Murid tetap mencium tangan gurunya.
“Berbeda pendapat itu bagian dari proses manusia belajar -menuntut ilmu”.
“Tapi Ilmu tak akan memberi manfaat jika disampaikan tanpa adab”.
————–